28 Dec 2011
Rabu, 20:40
Malam ini banyak orang tak menyadari bahwa bulan sedang dalam posisi sabit. Sepertiga dari keseluruhan badan bulan sedang memukau memantulkan cahaya matahari dengan gaya cembung. Dua pertiganya nampak samar. Sejengkal darinya sebuah bintang dikiri bawah terlihat bangga bercahaya, tak satu kedippun cahayanya berkedip tampak olehku. Lain dengan bintang yang bertebaran masing-masing punya gaya sendiri menghibur siapa saja yang memandangnya. Aku kemudian keluar rumah untuk memastikan adakah hal-hal ganjil yang sedang terjadi diangkasa sana. Seperti waktu itu, saat berkemah di Glee U lamno, kami menggelar matras dirumput sambil berbaring menunggu makan malam bersama teman, kami menyaksikan bintang pelan-pelan muncul. Sesekali nampak wujud bintang persis seperti gambaran yang sering di lukis anak-anak dengan lima sisi saling berhubungan. Mungkin tergantung siapa yang memandang, teman sebelahku berkata dia melihat warna-warna berbeda disetiap bintang, ada kuning, biru, merah jambu, merah, putih dan hijau. Sementara aku dan yang lain hanya melihat dua warna putih dan kuning. Saat kubilang ada bintang berjalan seperti berekor, tak satupun berkomentar. Bagiku tak masalah, namun ketika mata kembali kelangit kami menangkap sebuah cahaya memancar lebih kurang 2 detik seketika hilang. Seperti sebuah meteor atau benda langit lain yang ingin jatuh kebumi namun terbakar oleh Ozon. Subhanallah mereka komat-kamit dan berkomentar panjang seperti air mengalir. Kemudian terlihat lagi bintang bergerak seperti sedang berjalan yang lama kelamaan hilang. Sesaat setelahnya ada lagi bintang yang bergerak menuju arah yang sama, hingga kejadian itu terlihat berkali-kali. Ternyata jika diperhatikan kearah langit, bintang-bintang itu tak semua diam.
Aku kembali masuk ke dalam rumah, tak satupun bintang yang kulihat bergerak. Hanya kudapat beberapa rasi bintang kecil dan kebingungan dengan rasi bintang yang besar yang belum bisa kusimpulkan. Salah satu rasi bintang kecil yang kudapat adalah segitiga piramid. Simbol kebanggaan kerajaan mesir yang dibangun beratus tahun yang lalu. Yang saat ini menjadi salah satu keajaiban dunia. Betapa tidak, bangunan unik dengan volume 2,5 juta m3 lebih ini indikator bahwa peradaban mereka jauh lebih maju. Ini focus dunia saat ini, membangun peradaban seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyang terdahulu.
Bagiku tak usah jauh kebenua lain. Di Pulau sendiri dan ditanah domisili sekarang ini adalah bekas peradaban tinggi dan mempunyai sejarah yang seharusnya survive. Berkat kebodohan anak-anak bangsa nilai-nilai sejarah itu pelan-pelan memudar. Hanya segelintir anak negeri yang peduli memerankan sejarah yang pernah diroteh. jauh sebelum Nusantara ini dapat berhubungan dengan negeri luar, nanggroe ini sudah lebih dahulu membangun hubungan diplomatik dengan negara-negara Eropa, Arab dan semenanjung melayu. Ya inilah Keistimewaan Tanah rencong, Negeri johan alam sang Iskandar Muda.
Seperti malam kemarin pada tanggal 27/12, disudut kutaraja ditengah-tengah kaum muda-mudiAtjeh berkopi ria, sekelompok pemerhati sejarah nanggro ini melakukan khaul-375 Iskandar Muda. Mengenang kepergian sang johan alam yang pernah mengukir sejarah peradaban di negeri paru-paru dunia ini. Tak terasa khidmat, bahkan seperti tak ada acara penting sama sekali. Terlihat masing-masing meja sibuk dengan perbincangan yang entah apa. Bahkan tak hirau ada yang sedang tampil di panggung sana sedang membacakan kisah hidup dan peran sang raja selama pemerintahannya. Sambil meminta maaf kepada cicit buyut keturunan iskandar muda yang pada malam itu barangkali lupamengenakan seragam kerajaan.
Hamba minta maaf tuanku raja,
telah lancang memakai baju kerajaan ini
yang seharusnya tuanku raja yang mengenakannya malam ini,
barangkali tuanku raja lupa,
sekali lagi hamba minta maaf tuanku raja.
Itulah dialog permintaan maaf diawal pembacaan kisah sang raja oleh bang Ampuh Devayan. Lagi-lagi kali ini bathinku terhenyak. seperti tak berarti malam ini bagi kebanyakan kalangan yang hadir disini fikirku. Darah biru memang mengalir dalam tubuh tuanku raja, kufikir jiwa raja telah samar padanya. Lebih parah lagi saat tuanku raja tampil memberikan sambutan, kulihat hanya mata bagian bangku didepan yang berpura-pura memperhatikannya. Ureung nyo hana diteupeu sapeu, kata teman disebelahku. Ya, mungkin saja yang datang pada malam itu bukan orang-orang yang diharapkan. Malah pengunjung biasa cafe itu, anak-anak remaja yang haus akan kata Gaul.
…bersambung…
Dibelakang kami duduk banyak bapak-bapak yang kutebak wartawan dan beberapa undangan. Tajam sekali telinga bapak-bapak ini hingga mau duduk paling belakang penonton, padahal suasananya sangat tidak kondusif, ribut setiap meja, dan bising jalanan oleh suara kendaraan.ditambah microfon yang menurutku kurang lantang. Aku semakin mengkernyitkan kening sebagai expresi kekecewaan, kecewa pada acara yang dipersembahkan untuk alm sang raja yang sangat sederhana ini. Barangkali ini hanya sebagai pemancing saja pada kaum muda ada peringatan yang lebih besar lagi dibandingkan hanya memperingati hari kartini yang dipelopori orang-orang pulau seberang fikirku.
Aku memusatkan perhatian kepada pendongeng dan pembicara di depan sekuat tenaga. Namun barisan kedua paling belakang yang kutempati ini adalah nasib burukku pada malam ini. Konsentrasiku buyar ditambah celoteh teman sebelah yang juga menyesali keadaan. Kutemui kawanan orang yang berada dibangku depan atas mereka senior-seniorku yang sedang berbincang-bincang, mereka juga tak begitu perhatian dengan pemandangan didepan mereka.
Sesaat kemudian aku berpamitan pulang, rasanya ku kenali bapak tua yang duduk disudut meja ini. Pandangannya terarah ke panggung, wajahnya sedikit ditutupi topi. Aku menyapanya, maaf bapak saia rasanya pernah jumpa bapak, tapi gak tau dimana. Maaf pak, bapak ee..eee.. bapak itu mencoba mengingatkan aku dimana pernah bertemu. Sekali lagi aku mencoba mengingat-ingat, LK Ara, bapak itu menyebutkan namanya. owh ya pak, maaf, saya lupa. Aku berpamitan dengannya, tapi nama LK Ara juga masih hanya nama dalam fikiranku, tak ingat beliau adalah seniman aceh. Beliau pernah diundang dalam peluncuran Best Seller trilogy laskar pelangi pada tahun 2006 di AAC Dayan Dawood.
Oh, tak salah. Ingatan anak muda ini sama seperti anak muda yang malam ini tak tau sedang mengikuti peringatan penting apa. Ingatan tentang sejarah Atjeh bobrok dikalangan kaum muda ya akibat kebanyakan konsumsi MSG (uahaaa…apa hubungannya) ada!!
i
